Balkon Punya Cerita
Sabtu pagi yang terlalu biasa..
Aku meletakkan sedikit makanan burung di pinggir balkon, seperti biasa tak berapa lama kemudian pasti akan banyak burung-burung parkit atau burung gereja liar yang hinggap untuk menyantap suguhan yang ku berikan tadi. Aku melihat sekeliling dan seperti biasa juga mataku terpaku sesaat kebawah tepat di depan rumah yang aku tinggali.
Aku hanya sanggup memandanginya dari atas balkon ini, sesekali mencoba menggambar dia bawah sana, atau hanya menuliskan beberapa kalimat tentang kesanku hari ini untuknya di blocknote yang aku genggam. Pria berbadan tegap yang selalu sibuk menatap ponselnya dengan batang rokok yang menyelip diantara jemarinya. Sesekali bibirnya mengembang dan ujung matanya berkerut, mungkin dia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya di layar itu. Sesekali juga dia menghisap rokoknya tak jarang dia memuntahkan asap rokok itu menjadi bentukan bulat menyerupai huruf O atau hanya sekedar meniupkan nya ke udara.
Selalu terlihat santai dengan kaus polo dan jeans biru yang dia kenakan. Perawakannya tegap dan bersih, sekalipun keningnya tak jarang berkeringat. dan wajahnya terlihat letih, dia tetap saja terlihat mempesona.
Tapi lain halnya dengan sabtu pagi seperti ini. Dia selalu saja terlihat menawan dari hari-hari lain. Wajahnya terlihat lebih segar. Kalau saja aroma pria ini sampai di balkon ku, aku yakin aku akan sangat mengingat aromanya untuk waktu yang lama.
Hari ini dia semakin membuatku ingin menatapnya lebih lama. Rambutnya agak basah saat dia keluar dari rumah, mungkin dia baru selesai keramas, atau karena efek gel rambut yang dia pakai. aaaah~ bahkan dia bisa membuatku tersipu malu dari atas sini.
Hanya sekitar 20 menit saja aku memandanginya pagi ini, karena sepertinya dia dia akan bergegas pergi dengan kendaraan hitam roda empatnya. Sekilas aku melihatnya tersenyum pada seorang ibu yang berdiri disebelah pintu rumah bercat hijau itu. lalu dia masuk kedalam mobil, membenarkan posisi duduknya hingga nyaman, Sesekali tangannya terlihat sedang mengatur sesuatu didalam sana, tangannya juga sempat terjulur keluar untuk membenarkan kaca spion dan melihat pantulan dirinya sendiri yang mengenakan kaca mata hitam. Tak lama dia melaju dengan pasti, beranjak dari halaman rumahnya yang aku tak tahu kemana dia akan pergi.
Dan mataku,masih terus terpaku menatap pria dan mobil itu sampai hilang dari pandangan mata.
Selamat berakhir pekan kamu yang entah bernama siapa, Senyum mu manis dan aku menyukainya.
nice post ;D
BalasHapusthanks kakak Muthi Haura :'D
BalasHapus