Felt in Your Eyes
Ini bukan hanya sekali, dua kali, atau bahkan tiga kali. Ini
terus terjadi ketika mata kami saling bertemu. Terpaku beberapa saat sampai
habis kata yang meluncur begitu saja.
Aku terpaku dalam perasaan biru..
Kedua mata yang sama-sama memiliki bola mata coklat. Mengkilat
dalam temaramnya cahaya lampu jalan. Bercahaya saat terbuka lebar menyimak
semua ucapan.
Kedua mata yang bisa menyedotmu dalam perasaan biru. Seolah mengajak
ku bediam dalam ruang coklat hangat yang begitu nyaman untuk ku diami.
Tidak ada yang berubah saat kedua pasang mata ini bertemu. Masih
selalu sama seperti saat awal tahun kita pertama kali betemu mata. Meski sebelumnya
aku pernah bertemu dengan sang empunya, aku belum terjatuh sebagaimana
dalam aku terjatuh pada kedua matanya. Mata yang dengan senang hati membuat
lulutku seakan mau copot, mata yang dengan gembiranya membuat semburat merah di
pipi tembemku dan mata yang mulai lancang membuatku ingin terus menatapnya
tanpa henti.
Mata kami berbicara dengan bahasanya sendiri, meski hanya
sepersekian detik saling bertemu tanpa mengucap apapun, mereka tetep mengunci
untuk tetap saling memandang.
Apakah hanya aku yang merasa demikian ?
Apakah hanya aku yang dengan bodoh menginginkan waktu
berhenti agar aku bisa lebih lama hanyut dalam matanya ?
Apakah hanya aku yang merasakan nafas berat ketika dia hampir
mendekat?
Atau….
Apakah hanya aku yang merasa keberadaannya begitu ku
rindukan saat pandanganku tak menemukannya ?
Komentar
Posting Komentar